Selasa, 06 Oktober 2009

Jaringan Komputer Wireles

Wireless LAN

Pendahuluan

Jaringan Lokal Nirkabel atau Wireless Local Area Network (disingkat Wireless LAN atau
WLAN) adalah jaringan komputer dimana media transimisnya menggunakan udara. Berbeda
dengan jaringan LAN konvensional yang menggunakan kabel sebagai media transmisi
sinyalnya.
Saat ini di kota – kota besar di Indonesia sudah banyak yang menggunakan jaringan wireless
LAN. Biasanya WLAN banyak ditemukan di Lobi – lobi hotel, CafĂ©, Restoran, Universitas,
dan lain – lain. Konfigurasi jaringan WLAN adalah terdiri dari akses point yang dihubungkan
ke pengguna melalui media udara seperti yang terlihat pada gambar 1.
Gambar 1 diatas merupakan salah satu contoh jaringan WLAN yang dihubungkan ke Internet
dimana untuk sampai ke internet membutuhkan banyak lintasan melalui beberapa node.



Sebuah access point dapat menjangakau 91.44 sampai 152.4 meter (300 sampai 500 feet) dan
jika ingin menjangkau lebih jauh maka digunakan beberapa access point (AP).
Teknologi yang dipakai dalam WLAN adalah spread spectrum. Spread spectrum dalam
telekomunikasi adalah salah satu teknik modulasi dimana sinyal ditransimisikan dalam
bandwidth (lebar pita frekuensi) yang jauh lebih lebar dari frekuensi sinyal awal informasi.
Salah satu orang yang berjasa dalam pengembangan metode spread spectrum adalah seorang
aktris Hollywood bernama Hedy Lamarr (1940) diawali ketika Hedy bermain piona di kapal
selam ingin menghilangkan derau (noise) yang terjadi sehingga suara piano terdengar dengan
merdu. Militer Amerika Serikat pertama sekali memanfaatkan teknik spread spectrum sekitar
tahun 1950 untuk komunikasi internal mereka. Saat ini teknologi spread spectrum banyak
diapliksikan khsusunya pada WLAN dan mobile communication technology karena
menyediakan bandwidth yang lebar dan sinyalnya lebih kebal terhadap noise / derau.


Teknologi spread spectrum dibagi menjadi 2 yaitu frequency-hopping spread spectrum
(FHSS) dan direct-sequence spread spectrum (DSSS). Meskipun keduanya mempunyai
kelebihan dan kelemahan tetapi DSSS lebih bayak digunakan ksususnya dalam, implementasi
WLAN.
Jadi, konsep cellular yang dipakai dalam WLAN juga sama dengan dalam teknologi
komunikasi bergerak seperti GSM dan CDMA.

Spesifikasi yang digunakan dalam WLAN adalah 802.11 dari IEEE dimana ini juga sering
disebut dengan WiFi (Wireless Fidelity) standar yang berhubungan dengan kecepatan akses
data. Ada beberapa jenis spesifikasi dari 802,11 yaitu 802.11b, 802.11g, 802.11a, dan 802.11n
seperti yang tertera pada table 1.
Spesifikasi Wi-Fi
Spesifikasi Kecepatan Frekuensi Band Cocok dengan
802.11b 11 Mb/s 2.4 GHz b
802.11a 54 Mb/s 5 GHz a
802.11g 54 Mb/s 2.4 GHz b, g
802.11n 100 Mb/s 2.4 GHz b, g, n
Tabel 1 : Spesifikasi WiFi
Dalam implementasinya, sebagian besar produk WiFi bekerja pada Frekuensi 2.400 MHz
sampai 2.483,50 MHz. Dengan begitu mengijinkan operasi dalam 11 channel (masing-masing
5 MHz), berpusat di frekuensi berikut:
• Channel 1 - 2,412 MHz;
• Channel 2 - 2,417 MHz;
• Channel 3 - 2,422 MHz;
• Channel 4 - 2,427 MHz;
• Channel 5 - 2,432 MHz;
• Channel 6 - 2,437 MHz;
• Channel 7 - 2,442 MHz;
• Channel 8 - 2,447 MHz;
• Channel 9 - 2,452 MHz;
• Channel 10 - 2,457 MHz;
• Channel 11 - 2,462 MHz

11 kanal adalah sesuai dengan regul;asi yang tetapkan oleh Federal Communication
Commission (FCC).
Di Indonesia penggunaan frekuensi 2.4 Ghz adalah dibebeskan dengan ketentuan sebagai
berikut teknis sebgai berikut:
• Effective isotropically-radiated power (EIRP) yang merupakan hasil perkalian antara
daya yang dicatukan ke antena dengan penguatan antena, relative terhadap antenna
isotropik pada suatu arah tertentu (penguatan mutlak atau isotropic) maksimum untuk
penggunaan outdoor sebesar 4 (36.02dbmW) atau untuk penggunaan Indoor sebesar
500 miliWatt (27 dbmW).
• Daya pancar perangkat (Tx Power) merupakan daya rata-rata perangkat yang
dicatukan pada saluran transimisi antena maksimum sebesar 100 mW.
• Emisi diluar pita (out of band emission) maksimim adalah -20 dBc per 100 Khz.
Sinyal dan Noise dalam WLAN
Dalam jaringan LAN dengan menggunakan kabel, maka akan sangat mudah untuk
mendeteksi terjadinya interferensi tetapi dalam WLAN akan lebih sulit karena media
komunikasi yang digunakan adalah udara dimana beberapa sinyal lewat di udara. Sehingga
gelombang Microwave Oven, Bluetooth, Cordless phone dapat menyebabkan interferensi
pada WLAN karena menggunakan frekuensi yang sama atau berbeda sedikit.
EIRP dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
EIRP (dBm) = (daya dari transmitter (dBm)) – (Loss pada saluran transmisi (dB)) + (gain
antenna (dB)).
Contoh 1:
Sebuah sistem radio WLAN point to point menggunakan daya keluaran sebesar 15 dBm dan
memiliki antenna sectoral dengan gain sebesar 24 dB. Jika loss (rugi-rugi pada saluran
transmisi) sebesar 15 dB, berapakan EIRP radio tersebut?
Jawab :
EIRP (dBm) = (daya dari transmitter (dBm)) – (Loss pada saluran transmisi (dB))
+ (gain antenna) (dB)).
= 15 dBm – 15dB + 24 dB
EIRP (dBm) = 24 dBm
Jadi, EIRP = 24 dBm tidak akan mengganggu radio yang lain yang beroperasi
disekitarnya meskipun memiliki kanal yang sama.

Contoh2:
Untuk memperluas jangkalauan dari sebuah radio WLAN maka digunakan penguat (Ampy)
dengan daya 1 Watt. Jika gain antenna sectoral yang digunakan adalah 24 dB dan diketahui
loss pada saluran trasmisi sebesar 25dB dan daya pancar radio adalah 16 dBm, maka
berapakan EIRP dari radio tersebut ?
Jawab:
1 Watt dinyatakan dalam dBm sebagai berikut :
dBm = 10 log (1000mW/1mW) = 30 dBm
EIRP (dBm) = (daya dari transmitter (dBm)) – (Loss pada saluran transmisi (dB))
+ (gain antenna) (dB)).
= (16 dBm + 30dBm) – (25dB) + 24 = 45 dBm
EIRP = 45 dBm
Nilai EIRP seperti ini tidak diperbolehkan sesuai dengan ketentuan diatas.
Kejadian seperti ini juga dapat dijelaskan dengan diagram A dan diagram B dibawah ini.
Dalam diagram A Tx Power adalah sama, sehingga fade margin antara “non-overlapping”
kanal adalah besar. Jika satu dari sinyal diperbesar seperti yang ditunjukkan diagram B, maak
sinyal yang lebih kuat akan mempengaruhi sinyal yang lain. Jika tingkat interferensi makin
tinggai, maka akan mengurangi fade margin dari sinyal yang kecil. Sebagaian besar vendor
WLAN menetapkan “non-overlapping” kanal sebesar 3 dB dari crossover point.



























Radio PTP mempunya sistem pengiriman satu arah yaitu didalam prinsip kerjanya radio
tersebut hanya dapat berkomunikasi dengan satu lawan saja dan radio tersebut tidak dapat
berkomunikasi dengan radio yang lain walaupun berdekatan dikarenakan pada setiap radio
terdapat sistem keamanan yaitu keamanan dalam hal frekuensi (kanal tertentu), kemanan
dalam hal ID dan peng-addressan masing – masing. Jadi, walaupun banyak pengguna radio
dalam satu area mereka pada dasarnya tidak akan dapat saling menerima jika bukan
pasangannya.

Sedangkan radio jenis PTMP mempunyai kelebihan dapat mengirimkan ke semua arah
dimana base station (BS) dapat berkomunikasi dengan beberapa remote station (RS) dengan
sarat keduanya dapat saling mengenal didasarkan pada ID, Frekuensi, dan peng-addressan
yang sesuai.
Dalam sebuah jaringan WLAN bisa menggunakan koneksi PTP dan koneksi PTMP seperti
pada gambar 4 di bawah dengan berbagai layanan yang dapat disediakan.

Gabungan antara koneksi PTP dan PTMP dalam memberikan beberapa layanan
jasa broadband. Dalam gambar tersebut berbagai layanan dapat dinikmati oleh remote station
seperti telepon, Internet, Intranet dan Video Conference.
WLAN diperkirakan akan menjadi sebuah bentuk hubungan yang penting dan pasarnya akan
terus berkembang. Frost and Sullivan memperkirakan pasar WLAN akan meningkat dari US
0,3 milyar pada 1998 menjadi 1,6 milyar pada 2005.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search Engine

Message Me